Pembangunan TPST Butuh Anggaran Rp 150 Miliar, DLH Tulungagung Jajaki Rencana Gandeng Swasta

Struktur Organisasi

DLH Tulungagung sedang mempersiapkan pembangunan TPST seluas 8.000 meter persegi di Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mengelola sampah secara lebih terpadu dan efisien di wilayah tersebut.Untuk membangun TPST dengan teknologi modern, setidaknya dibutuhkan anggaran sebesar Rp 150 miliar.

Menurut Yudha Yanuar Hadi, kepala bidang Pengolahan Sampah dan Limbah B3 DLH Tulungagung, DED (detailed engineering design) dan FS (Feasibility Study/studi kelayakan) akan selesai tahun ini.

TPST berbeda dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA), karena TPST merupakan tempat yang ditutup untuk pembuangan sampah sedangkan TPA adalah tempat terbuka.

TPST akan menjadi sebuah hanggar dengan mesin-mesin pengolahan sampah yang modern, termasuk konveyor, pemilah sampah, dan pencacah sampah.

DLH akan bekerja sama dengan pihak swasta untuk membangun sistem pengolahan sampah modern ini. Sampai saat ini, ada satu perusahaan yang telah mempresentasikan dan menawarkan kerjasama ini. Yudha melanjutkan, “Salah satu perusahaan dari Surabaya ini telah memiliki pengalaman dalam pengelolaan sampah di berbagai daerah. Kami sedang menjajaki kerjasama dengan mereka.”

Setiap hari, Tulungagung menghasilkan sekitar 100-110 ton sampah. Dari jumlah tersebut, 60 persen adalah sampah organik. Calon mitra ini menawarkan layanan TPST dengan kemampuan mengolah sampah hingga 40-50 ton per hari.

Yudha mengungkapkan bahwa awalnya mereka ditawarkan untuk memproses 100 ton limbah per hari, namun setelah melakukan studi lebih lanjut, terbukti bahwa angka yang paling efektif adalah sekitar 40-50 ton. Memaksakan untuk memproses 100 ton justru tidak memberikan hasil yang maksimal.

Tujuan TPST adalah untuk mengelola dan memproses sampah di daerah perkotaan. Walau bagaimanapun, sisa produksi sampah di Tulungagung akan tetap dibawa ke TPA Segawe di Kecamatan Pagerwojo.